![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Tekanan eksternal yang berasal dari data perekonomian yang cukup besar dampaknya tidak menghalangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat Selasa kemarin. Tekanan eksternal yang cukup besar tidak menghalangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat Selasa kemarin. Kemarin, IHSG sukses mencatat penguatan 0,9% ke 6935,3 ditopang oleh sektor energi. Berdasarkan data Refinitiv, sektor energi tercatat melesat hingga 3,4% setelah harga batu bara di Ice Newcastle meroket lebih dari 9%.
Beberapa emiten yang melesat yakni Indo Tambangraya (7,67%), Bukit Asam (6,44%) Medco Energy (4,51%) United Tractors (4,08%) Adaro Energy (3,96%) dan Bayan Resources (3,47%).
Melambungnya harga batu bara ditopang oleh sejumlah faktor mulai dari naiknya harga gas, sentimen positif dari China, serta prakiraan suhu yang lebih dingin di Eropa. Sementara itu rupiah kembali merosot 0,6% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.140/US$. Padahal, cadangan devisa Indonesia mencatat kenaikan tiga bulan beruntun pada Januari lalu.
Bursa saham AS (Wall Street) akhirnya bangkit setelah merosot dalam dua hari beruntun. Kalimat-kalimat yang akan diucapkan ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, membuat pelaku pasar sedikit lega, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko. Indeks Dow Jones tercatat menguat 0,8%, S&P 500 1,3%, dan Nasdaq memimpin nyaris 2%. Sejak Jumat pekan lalu, pasar mulai cemas kembal The Fed akan bertindak lebih agresif.
Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang, Kemudian, tingkat pengangguran yang diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.
Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat pengangguran yang turun,
serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi dalam
kondisi saat ini itu menjadi berita buruk. Pasar tenaga kerja yang kuat, begitu juga dengan
rata-rata upah berisiko membuat inflasi semakin sulit turun ke target The Fed sebesar 2%.
(Source: CNBC Indonesia, Erdikha Research)